Teruntuk diriku sendiri di masa yang akan datang. Seberat apapun realita hidup, kamu adalah pelaku sampai mati bukan pelaku yang terganti~22:41
Setelah kita memprotes sesuatu, tanyakan pada diri sendiri “Lalu apa yang bisa saya lakukan?” ~Silverus Oscar Unggul
Quote di atas adalah sepenggal inspirasi yang berhasil saya dapatkan dalam Talkshow yang bertajuk “Muda, Kaya, Bermanfaat, Menuju Indonesia Berdaya” dalam rangkaian event Gelar Karya Wirausaha Sosial di Depok Town Square yang juga di hadiri oleh artis Teuku Wisnu.
Saya selalu percaya, bahwa di dunia ini tidak ada yang namanya kebetulan. Karena semuanya sudah ada Dia yang mengatur. Dan langkah saya yang semula hanya ingin mencari makan siang bersama sahabat saya di Detos, menjadi sebuah perjalanan yang menjadi sumber inspirasi tulisan ini.
Selesai santap makan siang, saya bersama sahabat sepakat untuk melihat-lihat acara yang sedang berlangsung di panggung utama. Setelah mampir ke toko buku lumayan cukup lama, kami pun turun ke lantai satu.
Saat sampai di bawah,
ternyata sedang ada presentasi salah satu peserta pameran mengenai produk yang ada di stand nya. Dari semua peserta, ternyata saya hanya kebagian dua peserta terakhir presentasi.
Puas menyaksikan presentasi dan mengantongi voucher belajar bahasa inggris senilai Rp 500.000,- (dapet doorprize ceritanya) saya dan sahabat berkeliling melihat-lihat stand yang ada.
Mungkin kebanyakan orang tidak asing dengan istilah Etrepreneurship. Menurut Wennekers dan Thurik (1999) adalah kemampuan dan kemauan nyata seorang individu yang berasal dari diri mereka sendiri dalam tim di dalam maupun luar organisasi yang ada, untuk menemukan dan menciptakan peluang ekonomi baru.
Nah bagaimana dengan sosialpreneurship yang saat ini menurut saya sedang naik daun?
Buang dulu cara berpikir yang rumit. Kita jabarkan dulu satu persatu.
Sosial yang artinya kemasyarakatan dan sering juga di kaitkan dengan kegiatan kemanusiaan. Kemudian entrepreneurship yang arti sederhananya adalah kewirausahaan. Sehingga jika di gabungkan, Sosialpreneurship adalah kesadaran seseorang terhadap permasalahan sosial (biasanya berkaitan dengan ekonomi) kemudian menjadikan keilmuannya tentang wirausaha untuk mengatasi masalah tersebut untuk menuju sebuah perubahan sosial.
Jika seorang entrepreneuship bergerak maju karena menginginkan adanya peningkatan taraf hidup, socialpreneurship punya tujuan yang bukan sekedar membuat dirinya sendiri yang berdaya, tapi juga orang-orang disekitarnya.
Kebanyakan dari stand yang saya kunjungi, mereka memberikan pelatihan keterampilan tertentu kemudian produk yang di hasilkan dijual. Hasilnya bisa untuk memberdayakan masyarakat, sekaligus bisa menunjang program lain di sektor pendidikan, kesehatan, kesejahteraan dan lingkungan.
Banyak dari mereka yang berkecimpung di dalam bisnis ini adalah anak muda. Bahkan tidak sedikit yang masih mahasiswa. Saya akui, menjadi anak muda yang sedang belajar tentang idealisme adalah saat paling membanggakan dan memiliki sensasi tersendiri.
Tidak ada ide orisinal sebetulnya dari kehidupan manusia. Tapi manusia yang kreatif mampu menghadirkan inovasi baru dari ide yang sudah ada. Dan pemuda punya potensi besar dalam peran tersebut. Pemuda seolah punya banyak kesempatan untuk bereksperimen dengan idealismenya.
“Berpikiran positif saja tidak cukup tanpa action” Kata Silverius Oscar Unggul
Saat ada ide positif yang dirasa mampu merubah sebuah keadaan, tidak ada salahnya untuk di coba. Kita tidak harus selalu benar, biarkan pengalaman menjadi pelajaran penting tentang kehidupan. Maka jangan mau jadi follower, jadilah salah satu orang yang juga berpikir dan bertindak untuk sebuah perubahan.
Apakah Indonesia membutuhkan pelaku sosialpreneurship? Ya jawaban dari saya. Tapi bukan sekedar untuk mengangkat taraf hidup mereka di sektor ekonomi. Tapi juga menyadarkan masyarakat bahwa mereka mampu berdaya. Itulah tugas utama pelaku socialpreneurship atau pemberdaya masyarakat.
Jika kamu masih muda, masih memiliki jiwa untuk melakukan kegiatan sosial untuk kemanusiaan. Maka lakukan sekarang juga! Jangan tunggu hingga kamu tua dengan tujuan mengumpulkan pahala karena sebentar lagi akan di panggil oleh Dia yang punya hak penuh atas kehidupan kita.
Terlebih jika idealisme kamu tentang kemanusiaan masih membara, maka segeralah bergerak. Suatu saat kamu akan dihadapkan pada realita hidup. Dan bisa saja kamu akan tergantikan oleh orang lain.
Ingin menjadi pelaku seumur hidup ataukah menjadi pelaku yang tergantikan, tidak ada yang salah. Hidup ini pilihan. Semua orang berhak memilih.
**End
@Kamar_buku
20/12/2013
22:40
Tidak ada komentar:
Posting Komentar