Follow Us @curhatdecom

Jumat, 21 Desember 2018

Cerita BLW GazaRo: Melatih Motorik Halus Bayi Lewat Aktivitas Makan Sendiri

Kalau ketemu teman suka gak basa-basi kaya misal "Kapan ngasih adik buat si baby?". Hihihi pasti seriiiing. Trus pernah temen gue jawab donk "Kalau lahir langsung usia 3 tahun boleh deh" hahaha. Karena memang usia di bawah 3 tahun selain di katakan sebagai golden age tapi juga sebagai moment yang penuh dengan perjuangan.

Dari mulai pemberian nutrisi, ASI, MPASI, dsb sampai urusan memikirkan perkembangan motorik si anak. Yang memang gue akui membutuhkan kesahatan jiwa dan raga seorang emak. Apalagi emak-emak rumah tangga yang hampir 24 jam membersamai si Bayi. Jenuh dan stress kadang bikin blank

Buat gue pribadi dari semuanya yang paling bikin menguras emosi adalah saat masa MPASI. Dan saking stress nya mikirin soal makan, gue kada sampai lupa untuk memikirkan stimulasi untuk melengkapi aspek tumbuh kembang lainnya. Pernah curhat ke temen sih, trus di giniin...



Loe lahirin Gaza 4 kg normal lancar, ngasih ASI lancar No Drama, selama hamil juga lancar, dapetin anak juga gampang. Kalau mulus terus mana tantangannya? Nah biar adil nih tantangan loe ada di masa MPASI nya

Kwkwkwk untung gue menelaah kata-kata dia dalam keadaan perut kenyang. Jadi gue bisa mengambil hikmahnya, coba kalau kagak kwkwkw. Bisa baper 7 hari 7 malam gue kwkwkw *lebay

Dari awal makan GazaRo metode yang gue terapkan adalah pemberian makanan Homemade menu 4 bintang dan dengan metode di suapin. Tapi belakangan gue memutuskan mengkombinasikan dengan metode BLW (Baby Led Weaning)


Memutuskan Untuk BLW

Awal memutuskan untuk memakai metode BLW pada Gazaro adalah karena ternyata Gazaro GTM, alias Gerakan Tutup Mulut di usia 7 bulan. Gak selahap awal MPASI, Gazaro mulai ogah buat makan. 

Meski BLW lagi booming gara-gara ada mba artis yang menerapkan hal tersebut ke anaknya, gue pribadi gak tertarik untuk mencoba. Karena gue yakin si mba artis dia menerapkan BLW pakai ilmu. Dia memfasilitasi diri dengan membaca banyak literatur dan bahkan mendatangi para ahli untuk konsultasi. So, dia pastinya sudah sangat siap.

Tapi kembali lagi karena Gaza mulai GTM, maka gue mencoba untuk memulai BLW. Barangkali dia memang penasaran ingin mencoba makan sendiri. Dan oke karena gue kebanyakan nonton video artis, gue frustasi menghadapi proses makan Gazaro.


  1. Super berantakan banget pastinya, di tambah gue gak ada asisten. Rasanya pekerjaan harian gue gak ada kelarnya kwkwkw
  2. Patah hati liat makanan yang lebih banyak kebuang daripada di makan. Kalaupun jatuh biasanya sih tetep gue pungut dan gue makan, eman! Tapi dengan Gazaro makan sendiri makanan yang jatuh bentuknya sudah sangat tidak memanggil untuk gue makan kwkwkw
  3. Merasa sendiri, karena ternyata suami yang belum di sounding untuk menerapkan BLW berkomentar "Itu Gaza cuma mainin makanan bun bukan makan". Pengen bilang "Bayi kita sedang belajar sayang" tapi sayang baper udah lebih dulu menyapa kwkwkw
Karena stress dan minimnya ilmu, akhirnya gue setengah-setengah dalam menjalankan metode BLW. Kadang belum 'Selesai' gue sudah keburu menyelesaikan sesi makan Gaza. Tidak lain dan tidak bukan adalah karena gue merasa (sok) sibuk dengan pekerjaan lainnya. Kalau makan sendiri kan emak kudu siaga lebih jadinya.

Mungkin itu juga salah satu penyebab Gaza sering pundung. Karena lagi asyik eksplore eh di stop sama bundaro hihihi. Dan sejak usia 13 bulan gue semakin intens menambah jam aktivitas makan sendirinya. Biasanya kalau sudah bosan gue lanjutkan dengan menyuapi. Atau kadang sambil makan sendiri sambil di suapi. Fleksibel ajah sih. Yang penting saat makan nutrisi semaksimal mungkin di penuhi dan selalu di awasi.  

Manfaat BLW Untuk Perkembangan Motorik Halus Bayi

Dulu gue kira punya anak sekedar mikirin urusan sandang, pangan dan papan. Ternyata setelah banyak mengikuti kelas parenting gue menyimpulkan bahwa anak terutama di masa golden age ini yang dibutuhkan adalah Cinta, Nutrisi, dan Stimulasi.


Kebanyakan orangtua terfokus pada Cinta dan Nutrisi. Perkembangan yang paling di perhatikan biasanya hanya soal fisik (Berat badan, tinggi badan, dsb). Sedangkan untuk kemampuan motorik orang terbiasa membandingkan dengan anak-anak lain. Padahal kemampuan motorik anak juga butuh di stimulasi bukan hadir dengan sendirinya (bisa juga sih tapi biasanya akan lebih lambat)

Apa bedanya motorik kasar dan halus?

Kemampuan Motorik Kasar adalah gerakan tubuh yang menggunakan otot-otot besar, sebagian besar atau seluruh anggota tubuh, yang dipengaruhi oleh usia, berat badan dan perkembangan anak secara fisik. Contohnya kemampuan duduk, menendang, berlari, atau naik turun tangga. 

Kemampuan motorik halus adalah kemampuan yang berhubungan dengan keterampilan fisik yang melibatkan otot kecil dan koordinasi mata-tangan. Saraf motorik halus ini dapat dilatih dan dikembangkan melalui kegiatan dan rangsangan yang kontinu secara rutin. 

Aktivitas makan sendiri atau BLW sudah pasti memberikan manfaat terutama untuk melatih kemampuan motorik halusnya. Bayi akan latihan menggenggam, merasakan berbagai tekstur, meremas, dan menjepit makanan.

Jadi sebetulnya aktivitas makan bukan sekedar urusan nutrisi, tapi juga bisa dijadikan sarana mengasah kemampuan perkembangan motorik anak. Inilah akhirnya yang membuat gue memutuskan lebih sering membiarkan Gaza makan sendiri alias tanpa di suapi (tetap dalam pengawasan ya).

Karena ternyata selain dia belajar, jumlah makanan yang masuk jadi lebih banyak. Mungkin karena dia happy dengan pengalaman barunya itu. Dan untuk menghindari 3 poin yang bikin gue frustasi di atas beberapa hal gue antisipasi dengan lebih banyak stok sabar dan sounding serta minta dukungan ke suami. Yups, suami sebagai orang terdekat kita harus jadi garda depan dalam mensuport kita (menurut gue sih hehehe)

Resiko Tersedak...

Ceritanya melibatkan anak untuk menyiapkan makanannya 😁

TERSEDAK adalah point utama yang membuat gue takut untuk menerapkan metode BLW. Kehilangan anak pertama (meski bukan karena tersedak) membuat gue lebih protektif ke anak kedua yaitu Gaza. 

Ketika gue di serang dengan kalimat "Namanya juga BLW dek, jangan takut rumah kotor. Anak kan sedang belajar."

Resiko rumah kotor itu sebetulnya point ke sekian yang bikin gue males. Alasan pertama adalah gue takut anak tersedak. Walau katanya bayi punya refleks untuk mengatasi itu, entahlah gue belum bisa percaya sebetulnya.

Disitu gue mikir, ternyata punya anak itu hal yang paling sulit adalah memberikan kepercayaan hehehe
Nah makanya supaya tetap "AMAN" untuk BLW pertamanya gue pilih memberikan biskuit bayi. Karena kalau biskuit bayi kan biasanya masuk mulut bayi langsung lumer hehehehe. Yes, gue genk emak-emak cari aman :p

Makanan Yang Mendukung BLW


Pure atau makanan lumat. Loh bagaimana cara membiarkan anak makan pure sendiri? Biasanyanya kan blw identik dengan tanpa sendok. Nah, orantua tetap bisa memberikan pure dengan sendok khusus BLW. Kebetulan gue pernah beli dan harganya mahal banget kwkwkw (dan gak kepake *LOL). Tapi ini bagus untuk mengajari anak memagang sendok, dan lebih meminimalisir resiko tersedak makanan padat.

Finger Food nah ini sih biasanya yang umum di kasihkan ke anak untuk proses BLW. Finger food alias makanan yang sesuai dengan genggaman tangan anak. Finger food dapat melatih kemampuan menggenggam anak loh.

Puff sebetulnya kategori finger food. Tapi bentuknya lebih kecil, jadi biasanya akan membantu bayi belajar menjepit makanan dengan jari jemarinya. Umumnya puff ini berupa makanan pabrikan, jarang ada yang home made.

Sebetulnya gue paling suka ngasih Gaza biskuit bayi untuk aktivitas BLW nya. Tapi entah karena Gaza bayi ASI, dia kurang suka dengan biskuit yang terlalu terasa atau terlalu bau susu formula. Jadi biasanya biskuit bayi bikin dia GTM (Gerakan Tutup Mulut)

Kalau kata para pakar sih, kita harus menghargai selera bayi juga. Jangan berikan makanan yang bahkan kita sendiri gak doyan hehehe. Jadi biasanya gue suka coba dulu nih makanan yang mau di berikan ke Gazaro. Kalau gue suka, bisa jadi Gazaro suka.

Dan salah satu makanan dia yang gue doyan itu Monde Boromon Cookies. Jadi ini adalah Cookies yang bentuknya kecil-kecil mirip Puff. Biasanya sih puff itu crunchy kayak kerupuk. Kalau Monde Boromon ini biskuit. Begitu masuk mulu ternyata bener-bener langsung lumer donk. Dan yang penting buat gue adalah ini ENAK!

Kalau baca spesifikasi produk Monde Boromon Cookies ini gluten free, mengandung saripati kentang, madu dan DHA. Jarang sih gue lihat cookie bayi yang mengandung madu. Karena bentuknya yang kecil untuk memakan ini, bayi akan belajar menjepit makanan dengan jari-jarinya. Selain itu karena mudah meleleh saat terkena air liur, melatih motorik yang ada di lidah dan mulut bayi. Membantu bayi mengeksplorasi rasa, bentuk, tekstur serta kemampuan makan. 

Yang gue suka, dalam satu box ternyata dibagi lagi dalam lima bungkus kecil. Sehingga cukup untuk satu kali makan. Biasanya kalau Puff gitu kan bentuknya botolan besar, karena sering di buka akhirnya yang lainnya melempem (tidak renyah lagi)


Praktis juga untuk di bawa traveling. Biasanya sih gue suka bawa untuk cemilan di jalan. Dan karena enak, biasanya gue ikutan ngemil kwkwkw. Jadi mayan praktis nih. Bawa satu cemilan untuk semua kwkwkw

Di era media sosial sekarang, mungkin kita bisa melihat banyak ibu menerapkan pola asuh berbeda satu dengan yang lainnya. Gue percaya Setiap ibu piunya style dan cara sendiri sesuai dengan prinsip dan kemampuan masing-masing. Adanya sosial media jadikan sebagai inspirasi bukan persaingan (ngomong sama diri sendiri hihihi)

Semoga apa yang gue tulis ini bermanfaat ya

1 komentar:

  1. Seru banget makan ala Gazaro ya, Bundro hebat bisa mengenalkan Gazaro makan sendiri. Boromon ini renyah ya dan cepat lumer jadi enggak kuatir anak tersedak ya.

    BalasHapus