Menjadi ibu rumah tangga biasa, terkadang suka ngiri dengan
kehidupan wanita karir yang selain bisa mengembangkan dirinya (bukan tambah
gendut yak maksudnya hihihi) juga memiliki penghasilan sendiri. Kadang suka
gerah juga kalau ditanya “kok gak kerja” atau dapat nyinyiran “enak ya, Cuma
jadi Ibu rumah tangga mengandalkan gaji suami aja”. Eh eh eh eh udah udah stop.
Jangan malah memancing mom war
kwkwkw. Intinya bukan gak bersyukur Cuma yakan terkadang rumput tetangga memang
lebih terlihat hijau kwkwkw.
Tapi kalau memang ingin punya penghasilan sendiri, jaman
sekarang tuh hampil gak mustahil kok meski full jadi ibu rumah tangga. Bisa
jualan online, jualan kue, nulis, atau kalau punya modal lumayan bisa buka
warung kecil-kecilan dirumah.
Meski tidak terkesan prestise,
jangan kira toko klontong tidak dapat menghasilkan. Bahkan dengan menejemen
seadanya, Emak gue bisa menambah pemasukan rumah tangga sampai 4 anaknya bisa
kuliah semua. Adik bungsu gue saat baru lulus kuliah dan belum bekerja pun
sempat mengelola warung emak sampai dua tahun. Bahkan dengan merapihkan
menejemen berdagang dan disiplin keuntungan warung bisa terlihat nyata.
Kata si bungsu, sebetulnya nyaman banget ngurus warung Emak.
Selain nyantai, sebulan tabungan bersihnya bisa mencapai tiga juta rupiah.
Padahal sudah “foya-foya” untuk bayar listrik, sekolah keponakan, internet,
pulsa, dan makan siang online setiap hari hahaha. Tapi akhirnya “diusir” sama
emak karena di nyinyirin tetangga “sarjana kok jualan warung”. Padahal si
bungsu lagi bersiap untuk merekrut karyawan biar kerjaannya lebih ringan di
warung. Sekarang sih anaknya alhamdulillah tambah sukses membangun pabrik roti
dan memiliki 9 karyawan. Pabrik yang dibangunnya dari tabungan selama mengurus
warung.
Nah coba deh tips dari si Bungsu ini jika kalian memang
ingin punya warung kecil-kecilan di rumah
Jual yang dibutuhkan pembeli
bukan yang kita inginkan
Sebelum dikelola si bungsu, kakak tertua gue juga sempat
mengelola warung saat emak sakit. Banyak barang dia beli untuk dijual lagi
tanpa mempertimbangkan akan laku dijual atau tidak. Katanya ingin terlihat
bonafit warungnya seperti minimarket. Tapi kemudian barang dagangannya malah
tidak laku. Catat barang yang sering dicari pembeli, jika banyak peminat tidak
ada salahnya kita tambahkan ke etalase
Tetapkan keuntungan
produk stabil agar harga stabil dan tidak kemahalan atau kemurahan
Gunakan persentase untuk menentukan harga jual. Biasanya
keuntungan dari tiap produk bekisar 20-30% per item. Setelah dijumlahkan kita
bisa survey lagi dengan harga toko lain. Kalau warung kecil-kecilan rasanya gak
perlu sih harga psikologis. Maksudnya seperti harga Rp 2480, langsung saja
genapkan jadi Rp 2500. Nanti bingung kalian cari kembalian hahaha
Tata barang dagangan
dengan menarik dan terlihat
Biasanya kalau ke warung selagi penjual menyiapkan belanjaan
kita, mata kita suka survey seisi toko kan. Belanja di supermarket aja kita
suka lihat-lihat barang lain. Kadang akhirnya masuk keranjang belanja. Nah
begitu juga di warung. Meski tidak saat itu juga, pembeli akan kembali jika
membutuhkan barang tersebut karena ingat pernah melihatnya di etalase kita.
Tetapkan penghasilan
untuk diri sendiri
Ini maksudnya gaji kita tiap bulan. Anggap aja kita
karyawan, jadi bisa dianggarkan gajinya dari keuntungan (bukan omset ya)
bulanan. Nah sisa keuntungan atau laba ini bisa kita simpan untuk menambah
produk dsb. Jangan sampai tercampur ya, bahkan sampai menggunakan omset untuk
keperluan pribadi. Bisa-bisa habis dan gak bisa berputar lagi modalnya.
Tiadakan hutang
Ini penting banget. Kadang orang suka lupa bayar, atau malah
sengaja kalau berhutang ya larinya ke warung kita karena diperbolehkan. Emak
sendiri pernah gak bisa belanja lagi karena gak ada modal. Padahal mereka yang
berhutang kalau lagi punya uang belanjanya di tempat lain. Si bungsu bahkan
sampai menuliskan hadis tentang Hutang di etalase kwkwkw.
Rekrut karyawan
secara selektif
Kalau memang sudah memungkinkan gak ada salahnya merekrut
karyawan. Bahkan toko kecil bisa disulap ala minimarket jaman now. Jangan takut di curnagi karyawan,
karena sekarang sudah ada aplikasi kasir tanpa
perlu mesin kasir besar dan software rumit. Kalau sedang di mall, pasti gak
asing deh melihat mesin kasir hanya berupa tab tipis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar