Follow Us @curhatdecom

Jumat, 08 Januari 2021

Jangan Remehkan Menejemen Jika Buka Warung Kecil di Rumah

 

Sumber gambar pixabay

Menjadi ibu rumah tangga biasa, terkadang suka ngiri dengan kehidupan wanita karir yang selain bisa mengembangkan dirinya (bukan tambah gendut yak maksudnya hihihi) juga memiliki penghasilan sendiri. Kadang suka gerah juga kalau ditanya “kok gak kerja” atau dapat nyinyiran “enak ya, Cuma jadi Ibu rumah tangga mengandalkan gaji suami aja”. Eh eh eh eh udah udah stop. Jangan malah memancing mom war kwkwkw. Intinya bukan gak bersyukur Cuma yakan terkadang rumput tetangga memang lebih terlihat hijau kwkwkw.

Tapi kalau memang ingin punya penghasilan sendiri, jaman sekarang tuh hampil gak mustahil kok meski full jadi ibu rumah tangga. Bisa jualan online, jualan kue, nulis, atau kalau punya modal lumayan bisa buka warung kecil-kecilan dirumah.

Meski tidak terkesan prestise, jangan kira toko klontong tidak dapat menghasilkan. Bahkan dengan menejemen seadanya, Emak gue bisa menambah pemasukan rumah tangga sampai 4 anaknya bisa kuliah semua. Adik bungsu gue saat baru lulus kuliah dan belum bekerja pun sempat mengelola warung emak sampai dua tahun. Bahkan dengan merapihkan menejemen berdagang dan disiplin keuntungan warung bisa terlihat nyata.

Kata si bungsu, sebetulnya nyaman banget ngurus warung Emak. Selain nyantai, sebulan tabungan bersihnya bisa mencapai tiga juta rupiah. Padahal sudah “foya-foya” untuk bayar listrik, sekolah keponakan, internet, pulsa, dan makan siang online setiap hari hahaha. Tapi akhirnya “diusir” sama emak karena di nyinyirin tetangga “sarjana kok jualan warung”. Padahal si bungsu lagi bersiap untuk merekrut karyawan biar kerjaannya lebih ringan di warung. Sekarang sih anaknya alhamdulillah tambah sukses membangun pabrik roti dan memiliki 9 karyawan. Pabrik yang dibangunnya dari tabungan selama mengurus warung.

Nah coba deh tips dari si Bungsu ini jika kalian memang ingin punya warung kecil-kecilan di rumah

Jual yang dibutuhkan pembeli bukan yang kita inginkan

Sebelum dikelola si bungsu, kakak tertua gue juga sempat mengelola warung saat emak sakit. Banyak barang dia beli untuk dijual lagi tanpa mempertimbangkan akan laku dijual atau tidak. Katanya ingin terlihat bonafit warungnya seperti minimarket. Tapi kemudian barang dagangannya malah tidak laku. Catat barang yang sering dicari pembeli, jika banyak peminat tidak ada salahnya kita tambahkan ke etalase

Tetapkan keuntungan produk stabil agar harga stabil dan tidak kemahalan atau kemurahan

Gunakan persentase untuk menentukan harga jual. Biasanya keuntungan dari tiap produk bekisar 20-30% per item. Setelah dijumlahkan kita bisa survey lagi dengan harga toko lain. Kalau warung kecil-kecilan rasanya gak perlu sih harga psikologis. Maksudnya seperti harga Rp 2480, langsung saja genapkan jadi Rp 2500. Nanti bingung kalian cari kembalian hahaha

Tata barang dagangan dengan menarik dan terlihat

Biasanya kalau ke warung selagi penjual menyiapkan belanjaan kita, mata kita suka survey seisi toko kan. Belanja di supermarket aja kita suka lihat-lihat barang lain. Kadang akhirnya masuk keranjang belanja. Nah begitu juga di warung. Meski tidak saat itu juga, pembeli akan kembali jika membutuhkan barang tersebut karena ingat pernah melihatnya di etalase kita.

Tetapkan penghasilan untuk diri sendiri

Ini maksudnya gaji kita tiap bulan. Anggap aja kita karyawan, jadi bisa dianggarkan gajinya dari keuntungan (bukan omset ya) bulanan. Nah sisa keuntungan atau laba ini bisa kita simpan untuk menambah produk dsb. Jangan sampai tercampur ya, bahkan sampai menggunakan omset untuk keperluan pribadi. Bisa-bisa habis dan gak bisa berputar lagi modalnya.

Tiadakan hutang

Ini penting banget. Kadang orang suka lupa bayar, atau malah sengaja kalau berhutang ya larinya ke warung kita karena diperbolehkan. Emak sendiri pernah gak bisa belanja lagi karena gak ada modal. Padahal mereka yang berhutang kalau lagi punya uang belanjanya di tempat lain. Si bungsu bahkan sampai menuliskan hadis tentang Hutang di etalase kwkwkw.

Rekrut karyawan secara selektif

Kalau memang sudah memungkinkan gak ada salahnya merekrut karyawan. Bahkan toko kecil bisa disulap ala minimarket jaman now. Jangan takut di curnagi karyawan, karena sekarang sudah ada aplikasi kasir tanpa perlu mesin kasir besar dan software rumit. Kalau sedang di mall, pasti gak asing deh melihat mesin kasir hanya berupa tab tipis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar