Follow Us @curhatdecom

Kamis, 05 September 2013

Anugerah Pena "Kategori Cabang Terpuji"



Saya mau sedikit bercerita tentang sedikit kronologi Penghargaan Pena yang di raih oleh FLP Depok kategori FLP Cabang Terpuji. Semoga bisa menjawab beberapa tanda tanya dalam benak pembaca sekalian (cieeee :p)

Malam minggu (31 Agustus 2013) di Hotel Green Villas Bali, saya seperti di malam-malam sebelumnya sedang berkeliaran di luar ruang aula. Sebetulnya di ruang aula sedang ramai pemilihan ketua baru Forum Lingkar Pena (FLP) untuk masa jabatan 2013-2017. Saya tergolong orang yang hyperaktif. Tidak betah duduk manis dalam forum resmi. Maka hanya bagian-bagian penting (menurut saya) saya muncul dan berpartisipasi (contoh pengambilan suara).

Biasanya dalam aktifitas "grilya" saya sasaran saya adalah panitia yang sedang bertugas maupun yang sedang istirahat. Entah mereka suka atau tidak, saya senang sekali mengajak mereka bercanda untuk menghilangkan penat, mengusir kantuk, dan mengisi waktu. Yang pasti saya senang tertawa bersama dengan mereka.

Sampai akhirnya, datanglah Mba Lia menawarkan sebuah "tugas" untuk saya. Tugas tersebut adalah membacakan nominasi untuk penghargaan pena. Well, karena berhubungan dengan panggung dan Mic, gak ada masalah jadi saya terima tugas tersebut.

Mba Lia memberikan saya secarik kertas berukuran kira-kira 15 x 5 cm dengan tulisan kurang lebih begini

"Kategori Cabang terpuji (penghargaan akan diserahkan oleh Habiburahmah El Shirazy)
Perkenalkan Kami ...... dari .... akan membacakan nominasi untuk penghargaan FLP Cabang terpuji. Dan Nominasinya adalah....."


Kurang lebih isinya seperti itu. Sayang sekali saya bukan orang yang telaten memegang benda-benda kecil. Jadilah kertas tersebut terkoyak tak berbentuk kurang dari 10 menit kemudian. hehehe Malam itu saya hanya mendapatkan secarik kertas kecil itu tanpa ada informasi sedikitpun tentang siapa yang menang.

Singkat cerita, keesokan harinya acara penutupan MUNAS 3 FLP digelar. Acara ditutup dengan seminar tentang literasi yang di isi oleh Kang Abik, Mba Ije, Bunda Helvy, Kang Irfan, dan Mba Sinta Yudisia dengan di moderatori oleh Mas Yons. Acara berlangsung menarik terlebih dengan hadirnya Cholidi Asadil Alam. Saya tidak punya data lengkap untuk menuliskan isi seminar, karena saya (lagi-lagi) sedang bergerilya.

Hingga acara seminar selesai, tibalah pada acara pembacaan nomoninasi Penghargaan Pena. Saya mendadak panik, karena sebetulnya saya lupa ada agenda tersebut dan lupa kalau saya bertugas membacakan salah satu nominasi. Karena kealpaan tersebut saya jadi tampil dengan pakaian seadanya (tidak rapi). Beruntung saya dapat giliran paling akhir. Setelah mendapatkan amplop pemenangnya, saya berdiri bersiap di samping panggung.

Bisa dibilang saya ini manusia paling kepoooo sedunia. Amplop sudah di tangan rasanya penasaran banget membaca isinya. Tapi ternyata amplop yang saya pegang salah, isinya adalah untuk kategori penulis terpuji. Setelah mendapatkan amplop yang benar, saya pun melanjutkan rasa penasaran saya.

Tadaaaaaaaaa.... saya melihat barisan huruf yang membentuk kata "DEPOK" dalam amplop. Saya tidak yakin, karena saya hanya mengintip. Tapi berkali-kali di intip rasanya sama saja. Sampai akhirnya saya giliran saya membacakan nominasi. Tangan saya gemetar, jantung saya berdegup kencang. Dan dimulailah tugas saya. Please jangan membayangkan saya membacakan nominasi bak Atiqah Hasiholan yang membacakan dengan anggun. Saya tentu dengan style saya sendiri (bayangkan saja sendiri seperti apa). Kira-kira begini kata-kata saya di panggung:

"Dan untuk pemenang kategori FLP Cabang terpuji adalah.... kira-kira siapa ya pemenangnya (sambil saya membuka amplop). Dan maaf tidak ada konspirasi sebelumnya, tapi mau bagaimana lagi... pemenangnya adalah FLP Cabang Depoooook"

Penonton hening, tidak ada tepuk tangan. Saya panggil Pekik selaku Ketua FLP Depok untuk maju dan menerima penghargaan. Pekik sempat berdiri sejenak, tapi kemudian duduk lagi karena merasa bahwa saya bercanda. Barulah setelah saya perlihatkan kertas dari dalam amplop dan layar LCD menampilkan pemenang cabang adalah Depok Pekik baru maju ke panggung dan penonton bertepuk tangan.

Ternyata banyak yang mengira saya bercanda. Bahkan mba Hikaru sampai memastikan lagi kepada Kang Irfan baru setelah kang Irfan membenarkan, mba Hikaru baru bersorak gembira -_-"

Kang Abik yang diminta memberikan penghargaan sempat meminta mic dari saya dan berkata "saya minta semua anggota FLP Depok naik ke atas panggung". Saya sama pekik bingung, lah yang datang kesana sebagai delegasi FLP Depok kan memang hanya saya dan Pekik :D

Sampai kang Abik menyerahkan penghargaan, saya masih bertanya-tanya. Di bandingkan Depok, FLP cabang punya nilai lebih. Mereka sering mengadakan seminar, mengundang orang-orang ternama dsb. Sedangkan FLP Depok belum mampu. Tapi begitu saya turun dari panggung dan Mba Ije meraih tangan saya sambil berkata "Terima Kasih ya sudah mengurus Rumah Cahaya selama ini," saya baru sadar ini semua karena kehadiran Rumah Cahya di tengah-tengah FLP Depok. Rasanya seluruh perjuangan relawan cahaya selama ini terbayar dan pada waktu itu saya hampir menangis haru. Kalau saja para relawan cahaya ada di sana saat itu, saya akan memeluk mereka erat-erat.

Anugerah pena ini hanya langkah awal memacu motivasi teman-teman. Tapi sesungguhnya semangat dan motivasi itu ada di hati kita masing-masing. Kita tidak akan pernah berhenti melangkah selama semangat berbagi tetap ada dihati kita :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar