dua perkataan dari dua guru gue di masa SMK yang sampai saat ini masih terngiang dan melekat kuat. Salah satunya adalah guru mata pelajaran Kewirausahaan Bapak MPA Saputra. Kata-kata beliau yang masih saya ingat bahkan menjadi doktrin kuat adalah "Kalian jangan pernah berpikir mencari pekerjaan setelah lulus sekolah. Tapi cobalah berpikir membuat lapangan pekerjaan. Minimal untuk kalian sendiri, dan lebih baik lagi kalau bisa jadi pekerjaan bagi orang lain."
Satu lagi kata-kata Bapak Zul Akmal saat memberikan motivasi di kelas. Gue lupa motivasi apa itu, tapi yang gue ingat adalah kata-kata setelahnya. Saat di buka sesi tanya jawab tidak ada satupun yang angkat tangan. Lalu kata beliau "Ini gak ada yang ngacung sudah mengerti atau bingung?" Gue yang terpancing pertanyaan beliau akhirnya tunjuk tangan. "Pak, saya sih sebetulnya ingin bertanya. Tapi kadang pertanyaan itu berputar di kepala saya dan kemudian saya temukan sendiri jawabannya."
Sambil melempar senyum khasnya
(hehe senyum ini cuma di miliki bapak guru saya. Senyum yang seolah-olah menantang orang lain untuk ngajak debat) Bapak yang satu ini menjawab "Kamu yakin pertanyaan kamu terjawab sendiri. Kamu egois kalau begitu. Diskusi dengan orang lain bisa membuat kamu mendapatkan jawaban yang lain."
Pada waktu itu gue cuma ngangguk-ngangguk berlagak paham. Padahal belum paham sepenuhnya :D
Tapi belakangan akhirnya gue menikmati diskusi-diskusi dengan teman. Gue bukan dari keluarga yang hobi diskusi. Makanya saat pertama kali diskusi rasanya gak nyaman. Tapi bener kata salah satu motivator (kang Zein) "Awal dari sebuah perubahan adalah ketidaknyamanan. Karena kita akan keluar dari zona nyaman kita."
Belakangan gue suka berada di kantor berjam-jam cuma buat ngobrol. Biasanya bareng sama temen gue si Dw Anggraeni gue suka ngobrol sampai jam 8 malem di kantor. Atau cuma ngobrol santai sama Mba Galuh di TBM Rumah Cahaya FLP Depok juga selama berjam-jam. Kadang sama Bening dulu kita suka ngobrol sambil menikmati angkringan.
Dari proses ngobrol ini ada satu hal yang coba gue pelajari. Ini bukan sekedar melakukan aktifitas manusia sosial, yaitu berinteraksi secara nyata. Tapi akhirnya gue jadi tahu apa yang di pikirkan orang lain dari apa yang kita bahas. Ternyata dunia tidak selalu seperti yang kita pikirkan. Ternyata cara memandang dunia punya seribu kacamata.
Gue belajar tidak hanya memahami ada sudut pandang yang lain, tapi gue jadi belajar bagaimana berusaha menghargai orang lain. Misal saat orang mendadak marah, dulu sih gue ikutan marah. Tapi kemudian gue gak cuma ambil satu sudut pandang "Tuh orang ngapain si marah-marah." tapi kemudian gue nilai juga latar belakang orang itu. "Oh dia lagi capek, jadi wajar kesenggol bacok."
Atau misalnya ada orang curhat, tapi kemudian di kasih saran di tolak mentah-mentah. Dulu mah suka kesel, tapi sekarang coba melihat dari sudut pandang berbeda "Coba gue dalam posisi dia, lagi bermasalah apalagi masih panas orang tuh susah nerima masukan orang lain. Kudu lebih sabar kalau emang apa yang kita sampaikan untuk kebaikan dia."
Well pit, dunia gak cuma dilihat dari kacamata sendiri... Melihat dari kacamata yang lain bikin loe lebih berbesar hati menerima perbedaan ^_^
@kamar_buku
22:05:2014
20:42
Tidak ada komentar:
Posting Komentar