Tahukah
kamu? Manusia diciptakan berbeda satu sama lain? Tuiiiiing....Tetiba
sendal melayang disaut teriakan "YA IYALAAAAAAAH". Hehehehe...
Setiap manusia beda kepala, beda cara berpikir, beda pengalaman dan pastinya beda action. Nah hari ini bersama beberapa teman-teman FLP Depok lainnya (Igit, Mba Galuh, Dhita, dan Bening) gue berkesempatan mampir ke rumah salah satu penulis senior yang asli lucuuuuu bingits, Ifa Avianty. Kok lucu sih pit? Ya iyalah, buku karyanya udeh berjibun di toko buku tapi gue baru tahu kalau beliau yang satu ini suka malu liat bukunya mejeng di rak-rak toko buku. Ekspresi memperagakan saat malu itu juga lucuuuuu, hihihi...
Nah, dari kunjungan hari ini gue juga berhasil mengulik proses kreatif dari penulis buku Home, Facebook on Love dan Ranu. Ternyata mba unyu yang satu ini punya cara khusus untuk membangun tokoh dalam ceritanya. Yups,
karakter tokoh jadi modal penting Ibu tiga anak ini menulis cerita. Mba Ifa selalu menghadirkan tokoh secara nyata di hadapannya. Misalnya tokoh A akan sesuai dengan artis Nia Ramadhani, maka Mba Ifa akan memajang foto Nia Ramadhani saat dirinya menulis tokoh ini. Atau kalau misalnya tokoh A tersebut tidak terlalu terwakili oleh Nia Ramadhani maka Mba Ifa akan mencari tokoh nyata lainnya yang kemudian di lebur dalam tokoh A. Cara unik ini baru gue tahu, dan patut untuk dicoba hehehe.
Dalam kesempatan ini Mba Ifa juga bercerita tentang pengalamannya menulis cerita Duet. Katanya nulis duet ini gampang-gampang susah. Pasalnya menyatukan dua kepala yang berbeda tentu tidak mudah. Bahkan meskipun orang tersebut sahabat kita sendiri. Tapi chemistry diantara partner tersebut sangat dibutuhkan. Dalam proses menulis bersama, kadang Mba Ifa dan partnernya sering hang out bareng dan melupakan sejenak naskahnya. Nah dari situ akhirnya muncul ide baru. Oh ya, penting juga berpartner dengan orang yang kemampuannya mendekati kita. Bukan karena sombong, tapi biar tulisannya tidak jauh berbeda.
Membaca adalah makanan pokok penulis. Mba yang memulai kegiatan menulisnya sejak duduk di kelas tiga SD ini juga menerangkan. Makanya jangan kaget deh kalau lihat rumahnya penuh dengan buku. Gue juga mupeeeeeeeeng. Itu koleksi buku di Gramed lewaaaaaaaat. Rasanya gue mau nulis skripsi lagi dengan anteng duduk di perpustakaannya. Komplit!
Mba Ifa selalu menyempatkan membaca buku, setidaknya dalam sehari wajib satu capter. Apalagi untuk menunjang tulisannya, Mba Ifa cukup datang ke perpustakaannya dan mencari refrensinya. Tambah mupeeeeeeeng :p
Pokoknya seruuuuu banget deh berkunjung ke rumah Mba Ifa. Di tengah kesibukkan beliau, masih menyempatkan menerima tamu sekedar untuk sharing pengalaman. Ditambah perut kenyaaaaang, di suguhi Spageti yang enyaaaaaak bingits hihihi. Makasih ya Mba Ifa... Semoga teman-teman yang tadi datang termotivasi, dan teman-teman yang gak ikut jadi mupeeeeeng hehehe.
Buat penulis senior lainnya, nantikan kunjungan kami ya hehehe :)
@kamar_buku
Kamis, 29 Mei 2014
20:20
Setiap manusia beda kepala, beda cara berpikir, beda pengalaman dan pastinya beda action. Nah hari ini bersama beberapa teman-teman FLP Depok lainnya (Igit, Mba Galuh, Dhita, dan Bening) gue berkesempatan mampir ke rumah salah satu penulis senior yang asli lucuuuuu bingits, Ifa Avianty. Kok lucu sih pit? Ya iyalah, buku karyanya udeh berjibun di toko buku tapi gue baru tahu kalau beliau yang satu ini suka malu liat bukunya mejeng di rak-rak toko buku. Ekspresi memperagakan saat malu itu juga lucuuuuu, hihihi...
Nah, dari kunjungan hari ini gue juga berhasil mengulik proses kreatif dari penulis buku Home, Facebook on Love dan Ranu. Ternyata mba unyu yang satu ini punya cara khusus untuk membangun tokoh dalam ceritanya. Yups,
karakter tokoh jadi modal penting Ibu tiga anak ini menulis cerita. Mba Ifa selalu menghadirkan tokoh secara nyata di hadapannya. Misalnya tokoh A akan sesuai dengan artis Nia Ramadhani, maka Mba Ifa akan memajang foto Nia Ramadhani saat dirinya menulis tokoh ini. Atau kalau misalnya tokoh A tersebut tidak terlalu terwakili oleh Nia Ramadhani maka Mba Ifa akan mencari tokoh nyata lainnya yang kemudian di lebur dalam tokoh A. Cara unik ini baru gue tahu, dan patut untuk dicoba hehehe.
Dalam kesempatan ini Mba Ifa juga bercerita tentang pengalamannya menulis cerita Duet. Katanya nulis duet ini gampang-gampang susah. Pasalnya menyatukan dua kepala yang berbeda tentu tidak mudah. Bahkan meskipun orang tersebut sahabat kita sendiri. Tapi chemistry diantara partner tersebut sangat dibutuhkan. Dalam proses menulis bersama, kadang Mba Ifa dan partnernya sering hang out bareng dan melupakan sejenak naskahnya. Nah dari situ akhirnya muncul ide baru. Oh ya, penting juga berpartner dengan orang yang kemampuannya mendekati kita. Bukan karena sombong, tapi biar tulisannya tidak jauh berbeda.
Membaca adalah makanan pokok penulis. Mba yang memulai kegiatan menulisnya sejak duduk di kelas tiga SD ini juga menerangkan. Makanya jangan kaget deh kalau lihat rumahnya penuh dengan buku. Gue juga mupeeeeeeeeng. Itu koleksi buku di Gramed lewaaaaaaaat. Rasanya gue mau nulis skripsi lagi dengan anteng duduk di perpustakaannya. Komplit!
Mba Ifa selalu menyempatkan membaca buku, setidaknya dalam sehari wajib satu capter. Apalagi untuk menunjang tulisannya, Mba Ifa cukup datang ke perpustakaannya dan mencari refrensinya. Tambah mupeeeeeeeng :p
Pokoknya seruuuuu banget deh berkunjung ke rumah Mba Ifa. Di tengah kesibukkan beliau, masih menyempatkan menerima tamu sekedar untuk sharing pengalaman. Ditambah perut kenyaaaaang, di suguhi Spageti yang enyaaaaaak bingits hihihi. Makasih ya Mba Ifa... Semoga teman-teman yang tadi datang termotivasi, dan teman-teman yang gak ikut jadi mupeeeeeng hehehe.
Buat penulis senior lainnya, nantikan kunjungan kami ya hehehe :)
@kamar_buku
Kamis, 29 Mei 2014
20:20
Tidak ada komentar:
Posting Komentar