Kata orang jawa dulu, ada pepatah yang mengatakan “Kalau suami masuk ke sarang buaya sekalipun, istri juga harus mau ikut”. Bukan sarang buaya yang sebenarnya tentu saja. Namun pepatah ini adalah sebuah nasehat bahwa kemanapun suami pergi, hendaknya sang istri mengikuti sebagai bukti bakti.
Tidak pernah terbayangkan oleh
saya bahwa suatu hari saya akan meninggalkan kota metropolitan, Jakarta. Sudah
dua puluh lima tahun saya berdamai dengan Ibu Kota yang memiliki kesibukkan
yang luar biasa. Setidaknya meski sibuk, di kota ini bisa jadi semua tersedia. Dari
makanan sampai barang-barang yang entah darimana asalnya.
Sekarang, sebagai bukti bakti
saya kepada lelaki yang belum lama ini menjadi suami saya, saya harus ikut
kemana dirinya pergi. Dan Banjarmasin menjadi tempat tinggal saya, meninggalkan
hiruk pikuk ibu kota.
Ini pertama kalinya saya menginjakkan
kaki di tanah Borneo. Rasa asing tanpa keluarga, tanpa teman, dan terlebih
tanpa kenyamanan mengakses banyak hal seperti hal nya di Jakarta dulu. Untuk memperoleh
sesuatu saya kesulitan. Bukan hanya karena belum mengenal dengan baik kota
Banjarmasin, tapi juga ternyata disini memang tidak selengkap di
Jakarta.
Jakarta.
Kebetulan saya menyukai seni
kerajinan tangan, khususnya daur ulang sampah. Menyenangkan bisa membuat
berbagai prakarya sambil mengisi waktu luang menanti suami dirumah. Tapi
nyatanya saya kesulitan mencari bahan-bahan utama seperti peniti, kain, dsb.
Oh, jangan salah paham dulu tentang kota Banjarmasin. Di sini bukan daerah pelosok
yang bahkan listrik tidak mengaliri setiap rumah (meski sesekali saya merasakan
sensasi mati lampu bergilir). Tapi itu tadi, saya belum mengenal dengan baik
kota yang dijuluki kota seribu sungai ini. Kalaupun ada yang menjual, tidak
banyak pilihan.
Selain membuat kerajinan tangan,
saya biasa mengisi waktu luang dengan berselancar di dunia maya. Iseng sesekali
saya membuka sebuah e-comers. Dewasa ini memang E-comers sedang naik daun. Saya
sebetulnya tidak suka belanja online, karena takut kecewa mendapati barang yang
saya beli tidak sesuai dengan gambar. Akan tetapi kesulitan mendapatkan
kebutuhan sehari-hari membuat saya coba melirik proses berbelanja online.
Salah satu yang bikin saya males
belanja online adalah harus ke ATM untuk transfer. Serius deh, kadang males
banget. Dan kadang lewat tenggat waktu dan akhirnya di cancle secara sistem
karena tidak adanya konfirmasi pembayaran. Hello...sekarang kan ada internet
bangking. Iya sih, tapi supaya saya juga gak segitu mudahnya belanja, saya
memilih tidak memakai aplikasi yang satu ini.
Ramadhan kemarin, sambil mengisi
waktu luang saya cek beberapa E-comers yang aplikasinya sudah terpasang di smartphone.
Ternyata ada special prise yang ditawarkan. Dan benda yang ditawarkan adalah
barang yang sudah lama saya inginkan, mesin jahit.
Iseng saya buka, dan ternyata
disana ada pilihan pembayaran COD alias Cash On Delivery. Istilah ini baru saya
ketahui baru-baru ini, saat menemani kakak saya waktu di Jakarta mengantarkan
pesanan hijab customernya. Nah untuk
E-Comers yang satu ini saya agak bingung, pengiriman seperti apa ya? Karena kalau
di Jakarta ada kurir khusus yang mengantar. Jadi memungkinkan donk untuk COD.
Tapi saya coba saja.
Setelah saya konfirmasi pemesanan
keesokannya saya mendapatkan email yang berisi tentang nomor resi pengiriman
via ekspedisi ternama. Saya bingung lagi, biasanya dengan ekspedisi ini saya
tinggal terima barang lalu tanda tangan tanda terima. Nah kalau COD seperti ini
seperti apa ya nantinya? Apakah setelah terima saya harus ke ATM lagi dsb?
Ternyata E-Comers yang saya pilih
ini memiliki sistem kerjasama yang terstruktur, sehingga ketika barang diantar
oleh kurir ekspedisi, saya langsung membayarkan barang beserta ongkos kirimnya
langsung ke ekspedisi tersebut.
Wah ternyata sekarang bener-bener
mudah nih untuk berbelanja kebutuhan. Gak terlalu khawatir lagi deh meski nanti
suami di tempatkan ke plosok sekalipun. Bahkan kalau nanti di tempatkan yang
tidak ada ATM, atau ATM jauh. Sistem COD sangat membantu sekali.
Kalau kata kakak saya, lewat COD
kita bisa menjalin silaturahmi sama pembeli. Sehingga kadang bisa terjalin
ikatan emosional yang tidak bisa diraih dengan hubungan maya. Apalagi dengan
mengantarkan langsung pesanan (malah tanpa ongkir jika dekat) pembeli akan
semakin senang.
Saat ini saya masih suka
bertransaksi dengan sistem COD selama di Banjarmasin. Biasanya untuk belanja
makanan seperti sushi dan mochi home made, dua makanan kesukaan saya. Saya jadi
bisa berkenalan dengan orang Banjarmasin. Dan mulai membangun pertemanan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar