Memasuki bulan april, biasanya sih gue happy gitu karena
artinya memasuki bulan kelahiran gue. Dan harusnya tambah happy karena ternyata
Ramadan tahun ini ada di bulan kelahiran. Banyak hal sudah kami (gue dan suami)
persiapkan menyambut Ramadan dengan agenda-agenda bahkan rencana mudik. Tapi di
tengah wabah (eh wabah atau pandemi sih? Bedanya apa sih? Komen dong yang tahu)
Covid-19 kayaknya semua rencana tinggal rencana. Jangankan mudik ke tempat mertua
gue di Jogja, mudik ke tempat emak gue yang masih satu kota aja sebulan ini
harus di-pending sampai waktu yang tidak dapat ditentukan *hiks.
Rencana lain yang sepertinya akan ke-pending juga adalah
finishing rumah. Iyes setengah tahun belakangan gue pindah kerumah baru. Dan
rumah ini sebetulnya masih banyak PR finishing (dananya mefet kala itu guys
hihihi). Bahkan termasuk evaluasi sana sini seperti beberapa bagian bocor yang
bikin cat akhirnya mengelupas. Sempet kepikiran mau di cat ulang atau ganti
pakai wallpaper dinding aja kali ya.
Atau mentok-mentoknya nanti gue tutup pakai Poster atau bingkai foto. Eh suami
gak suka pasang foto atau gambar hidup sih di rumah. Fix gue tutup pakai
sertifikat-sertifikat yang gue kumpulin selama kuliah *LOL
Dapat Fee dari kerjaan lama langsung di jajanin Cetakan Pukis di Tokopedia buat menghibur diri gak bisa jalan-jalan kwkwkw |
Kira-kira sebulan yang lalu gue harus membawa Gaza ke IGD
yang berujung rawat inap selama 3 hari. Kenapa ke IGD? Karena Gaza demam tinggi
di hari minggu. Di mana poli pada tutup semua. Dan yang bikin gue terpukul
(mentalnya) adalah gue seorang diri. Suami gue lagi dinas udah 10 hari ke
Surabaya gak balik-balik. Setelah hari itu, you know what? Gue jadi sedemikian
paranoid dengan kondisi anak gue. Yah padahal bukan sakit yang berat banget sih
(naudzubillahi minzalik), tapi gue jadi separno itu. Mungkin karena gue pernah
kehilangan anak ya.
Baca Juga : BerdamaiDengan Luka
Yes! Gue separno itu bahkan ketika Gaza dimasa pemulihan
batuk pilek karena ketularan anak lain yang nekat main sama Gaza. So di tengah
wabah Covid-19 ini fix keparnoan gue semakin menjadi. Bahkan gue yang jarang
(hampir gak pernah malah) ribut sama suami, akhirnya berantem. Suami gak nyaman
karena gue sebegitu parnonya.
Akhirnya gue memutuskan untuk skip seluruh berita terkait
covid-19, entah benar atau hoax semua gue skip. Karena ternyata guepun dalam
keadaan tidak sehat mental untuk menerima berita-berita yang bukannya bikin
tenang tapi bikin panik. Gue memilih untuk sibuk di dapur nyoba segala resep.
Iseng bikin video untuk youtube channel gue dst.
Saking paranoidnya tentang penyebaran Covid-19 di tengah
masyarakat yang santuy ini, gue sampai berpikir untuk belanja online semua
keperluan sehari-hari. Teman merekomendasikan Sayurbox untuk belanja kebutuhan sayuran dan buah.
Meski demikian gue bersyukur masih dapat terpenuhi kebutuhan
sehari-hari keluarga gue. Cuma setelah WFH (lah emak rumah tangga kek gue mah
kan WFH terus sih yak) otak gue semakin ngepul. Mau jajan ngeri corona, mau
jalan ngeri corona (lah iya makanya #dirumahaja guys), dan fix Emak kurang
piknik! Tapi lagi-lagi gue harus tetap bersyukur.
Gue udah gak kuat guys baca berita tentang tenaga medis,
orang-orang yang bisnisnya mandek, atau orang-orang yang kesulitan dimasa
covid-19 ini. Bisa nangis sesedih itu. Nonton drakor aja sekarang nyari yang
happy-happy aja deh. Gak kuat mental emak ini.
Walaupun gue bukan emak-emak yang disibukkan dengan tugas
sekolah anak tapi tetep mumet.
Nyibukin diri bikin kontent di Youtube akhirnya |
Tapi... gue yakin Allah menurunkan penyakit ini dimuka bumi
ini bukan tanpa maksud. Ada banyak hikmah yang bahkan bisa kita tengok meski
cobaan ini masih berlangsung. Sekarang orang beramai-ramai olahraga, rajin
makan buah dan sayur, rajin berjemur, rajin cuci tangan pakai sabun, bahkan
kata para ilmuwan Bumi saat ini sedang memulihkan diri. Masyaallah...
Gue Cuma berharap, tiba-tiba Allah kasih mukjizat di awal
Ramadan semua virus covid-19 ini lenyap “Ziiiing....”Aamiin. Pengen banget
kumpul dengan keluarga lebaran nanti. Silaturahmi dengan orangtua, kakak dan
adik. Makan hidangan lebaran dan kue lebaran bersama. Bagi-bagi amplop lebaran untuk
keponakan-keponakan. Dan jalan-jalan menyusuri wisata-wisata baru di kampung
halaman suami di Jogja.
Well... April. Kehadiranmu tahun ini membuat gue harus
banyak-banyak merenung. Selain angka yang bertambah (namun jatah hidup
berkurang) dan rambut-rambut putih yang semakin banyak sepertinya keadaan saat
ini juga banyak direnungi. Semoga semakin menambah kedewasaan dan
kebijaksanaan. Aamiin
Ya Allah pit
BalasHapusSama
Anakku sempet demam, awal Juni maren, aku super super super parnoo
Scara demamny pas zaman covid gini
Dulu2 masih bisa berpikir logis pdhl
Alhamdulillah dah sembuh n sehat2
Alhamdulillah Gaza jg udh sembuhh
Smoga Gaza slalu sehat jg y
Kuattt sehat Sholeh ceria aamiin