Follow Us @curhatdecom

Jumat, 28 Agustus 2015

Belajar dari Negeri Orang...


Singapore I’m Coming!!! Apasih?! Ke singapore ajah norak banget, Cuma setempongan dari Indonesia. Hehehe gak papalah ya norak, ini pertama kalinya saya jalan-jalan keluar negeri Bo! Setelah bertahun-tahun lamanya sempet sombong dengan bikin stetment “Ngapain keluar negeri? Indonesia jauh lebih indah”. Tapi ternyata ketika kesempatan itu datang siapa yang rela nolak.

Kebetulan saat itu saya sedang ada acara Musyawarah Nasional Forum Lingkar Pena di Bali. Untuk pertama kalinya juga saya menginjakkan kaki di Bali. Ternyata benar, pantas saja banyak turis jatuh cinta pada Bali, tempatnya benar-benar indah.

Pulang dari Bali, saya iseng ngerayu atasan di kantor. Ngajak liburan ke Bali di akhir project. Serius niatnya Cuma bercanda. Tapi ternyata beberapa minggu kemudian ada pengumuman di Kantor agar semua fasilitator membuat passport karena kita mau di ajak ke Singapore. Mimpi gak ya Saya?

Ternyata benar, April 2013 kami berangkat ke Singapore bersama-sama. Kok bukan Bali? Kadang disini saya merasa sedih, kala mendengar berita bahwa tiket pesawat ke luar negeri lebih murah daripada penerbangan domestik. Tapi jauh lebih baik dibandingkan dulu, tiket dalam maupun luar negeri juga sama-sama mahal.

Sempet penasaran juga sih,
kantor punya budget buat ngajak kami jalan-jalan? Ke luar negeri pula? Ternyata salah satu atasan kami memanfaatkan tiket promo dari Air Asia. Sehingga harga tiket nggak terlalu jadi beban buat kantor. Mungkin kalau saya harus beli sendiri tiketnya saya pun mampu, hanya saja saya terlalu kudet. Alias kurang update. Saya masih mengira perjalanan ke luar negeri tiketnya mahal bin muihil.

Dulu jalan-jalan ke luar negeri bagai sebuah kebutuhan yang mewah. Tapi sekarang everyone can fly, apalagi kalau rajin cari tiket murah.

Saya tetap setuju bahwa Indonesia lebih mempesona, tapi dengan melakukan perjalanan keluar negeri yang terjadi adalah proses pembelajaran. Kita belajar bagaimana pemerintah luar mengatur negaranya sehingga memiliki daya tarik bagi wisatawan asing sehingga bisa menambah devisa negara. Sejauh ini orang tidak tahu Indonesia, tapi kalau di tanya Bali mereka paham. Alamak, Indonesia bukan Bali ajah (yah walau saya akui Bali indah). Tapi kan Indonesia luas dan punya berbagai macam tempat yang indah juga.

Kalau saja Indonesia punya power dalam menerapkan dilarang buang sampah sembarangan, mungkin Indonesia akan menjadi sebersih Singapore. Kalau saja transportasi publik Indonesia serapi, senyaman, setertib, dan semurah Singapore mungkin orang juga malas punya kendaraan pribadi sehingga kemacetan dan polusi dapat teratasi.

Singapore yang memang terkenal sekali sebagai kota yang sangat disiplin memang pantas dijadikan contoh. Apalagi letaknya sebelahan dengan Indonesia. Tidak hanya memperhatikan kebutuhan rakyatnya, Singapore juga memperhatikan sektor wisata.

Dimulai dari tempat tinggal, transportasi, tata kota, arena bermain, tempat rekreasi bahkan sampai tempat belanja semua diatur dengan tertib dan rapi. Siapapun yang datang ke Singapore pasti merasa nyaman. Bahkan di taman dekat Merlion, saking bersihnya saya duduk ngedeprok gitu ajah karena lantainya sangat bersih.


Yang paling menyenangkan adalah menikmati MRT yang super nyaman dan cepat. Bahkan sangat manusiawi tanpa berdesakan kayak naik comuterline. Aaaah saya bukan sedang tidak bersyukur. Tapi serius, andai Indonesia serapi dan senyaman Singapore. Saya gak mau kemana-mana lagi.


Begitulah, perjalanan keluar negeri seharusnya menjadi sebuah pembelajaran. Bukan sekedar rekreasi yang menghabiskan dana. Kemana tujuan kita selanjutnya?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar